Selasa, 18 Desember 2012
Senin, 17 Desember 2012
Rabu, 12 Desember 2012
Senin, 10 Desember 2012
makalah circ
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tujuan
pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih
dan dibiasakan berfikir secara mandiri. Metematika merupakan pengetahuan yang
mempunyai peran sangat besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan lain.
Dengan adanya pendidikan matematika di
sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara
fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan
lain.
Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting
diajarkan pada pendidikan
dasar atau pendidikan menengah. Dalam
pedoman penyusunan kurikulum matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa
memahami konsep matematika secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat serta sikap menghargai kegunaan maematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu atau kritis, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri alam pemecahan
masalah.
Adapun
untuk pelajaran matematika, penilaiaan diarahkan untuk mengukur kemampuan,
diantaranya:
1.
Pemahaman
konsep, siswa mampu mendifinsikan konsep, mengidentifikasi dan member contoh
atau bukan contoh dari sikap.
2.
Prosedur, siswa
mampu mengenali prosedur atau proses penghitungan yang benar dan tidak benar.
3.
Komunikasi,
siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan,
tertulis dan mampu mendemontrasikan.
4.
Penalaran, siswa
mampu memberikan alasan induktif dan deduktif.
5.
Pemecahan
masalah, siswa mampu memahmi masalah, memilih stategi penyelesaian. Indikasi
masalah dalam matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah yang
dihadapai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari matematika siswa
selalu dihadapkan pada maslah matematika yang tersetruktur, sistematis dan
logis, yang membiasakan siswa untuk mangatasi masalah yang timbul secara
mandiri dalam kehidupannya tanpa harus meminta bantuan kepada
orang lain.
Kemampuan
pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang
berbentuk uraian, karena soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat
langkah-langkah yang dilakukansiswa dalam menyelesaiakan permasalahan, sehingga
pemahaman siswa akan memecahkan masalah dapat diukur. Bentuk lain alam pemecahan masalah dalam pembelajaran
ini adalah soal cerita. Berdasarkan buku-buku penunjang pembelajaran matematika
yang mengacu pada kurikulum, banyak dijumpai soal-soal cerita hampir pada setiap materi pokok. Karena soal cerita
merupakan soal yag dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dan lebih ditekankan pada
ketajaman intelektual anak sesuai dengan kenyataan yang mereka hadapai. Banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami setiap kalimat dalam soal cerita,
misal apa yang diketahui dan yang ditanyakan, kurangbisa menghubungkan secara
fungsional unsur-unsur yang diketahui utuk menyelesaikan masalah, serta memisalkan
unsur sesuai dengan aturan yang berlaku.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang di maksud
dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ?
2. Bagaimana
langkah-langkah metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ?
3. Apa
saja kekurangan dan kelebihan dari metode model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC ?
4. Apa
materi yang cocok untuk di terapkan dengan metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ?
C.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1. Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. Untuk
mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran
koperatif tipe CIRC.
3. Untuk
mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran koperatif tipe
CIRC.
4. Untuk
mengetahui materi yang cocok menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe
CIRC.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
Menurut
Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja
atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu
sendiri.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai
tujuan belajar. Serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perencana pembelajaran dan bagi para
pendidik dalam merencanakan dan melaksanankan aktifitas belajar mengajar.
Roger
dan David Johnson dalam Anita Lie menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dianggap
cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus ditetapkan. Kelima unsur tersebut antara
lain :
1.
Saling ketergantungan
positif
Untuk
menciptakan kerja kelompok yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya
sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka, dengan cara ini mau tidak
mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang
lain bisa berhasil.
2.
Tanggung jawab
perseorangan
Jika
tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran koparatif
setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci
keberhasilan model pembelajaran kerja kelompok adalah persiapan guru dalam
menyusun tugasnya.
3.
Tatap muka
Setiap
kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan
interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota.
4. Komunikasi
antar anggota
Ketrampilan
berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar
tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu
sekejap. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya
pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5. Evaluasi
proses kelompok
Guru
perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dan
lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja
kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa kali siswa terlibat dalam
pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif mencakup
kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu
masalah atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai suatu tujuan bersama lainnya.
Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu:
A. Hasil
belajar akademik
Pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tudas-tugas
akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep yang sulit.
B. Penerimaan
terhadap perbedaan individu
Efek
penting ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
C. Pengembangan
ketrampilan sosial
Model
pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan
kerjasama dan kolaborasi.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam
kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, atau tingkat kecerdasan siswa.
Jadi dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran
kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif,
dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Sebelum di bentuk kelompok, siswa
dijarkan bagaimana bekerjasama dengan suatu kelompok. Siswa diajari menjadi
pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok,
berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama menghargai pendapat orang
lain dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa yang pandai
dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah
akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok
tersebut.
B. KOMPONEN – KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
CIRC
Model
pembelajaran CIRC menurut slavin dalam suyitno memiliki delapan
komponen, delapan komponen tersebut anyara lain:
1) Teams yaitu pembentukan
kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa,
2) Plcement tes
misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau
berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa
pada bidang tertentu,
3) Student creative
melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,
4) Team study
yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya,
5) Team scorer and team
recognition yaitu memberikan skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang
berhasil secara cemerlang dan kelompok yang di pandang kurang berhasil dalam
menyelesaikan tugas,
6) Teaching group
memberikan materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok,
7) Facts test
pelaksanaan test ulangn berdasarkan fakta yang diperoleh siswa
8) Whole-class units
yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran dengan
strategi pemecahan masalah.
C. KEGIATAN POKOK PEMBELAJARAN CIRC
Kegiatan
pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkain
kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:
1.
Salah satu anggota atau
beberapa kelompok membaca soal,
2.
Membuat prediksi atau
menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk penulisan apa yang diketahui,
apa yang ditanyakan,
3.
Saling membuat rencana
penyelesaian soal pemecahan masalah,
4.
Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah
secara urut,
5. Saling
merevisi dan mengedit pekerjaannya.
D. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC
Penerapan
model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat
ditempuh dengan:
1) Guru
menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa yang berisi materi yang
akan diajarkan pada setiap pertemuan
2) Guru
memberikan latihan soal
3) Guru
siap melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan
soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC
4) Guru
membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen
5) Guru
mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan
membagikannya pada setiap kelompok
6) Setiap
kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, guru mengawasinya
7) Ketua
kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya
8) Ketua
kelompok harus dapat menetapkan bahawa setiap anggota telah memahami, dan dapat
mengerjakan soal pemecahan masalah
9) Guru
bertindak sebagai fasilitator
10) Guru
memberikan tugas/PR secara individual
11) Guru
membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya
12) Guru
mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah
13) Guru
memberikan kuis
Kelebihan model
pembelajaran CIRC:
1.
Siswa dapat memberikan
tanggapannya secara bebas.
2.
Dilatih untuk dapat
bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
3.
Dominasi guru dalam
pembelajaran berkurang
4.
Para siswa dapat memahami soal dan mengecek
pekerjaannya
5.
Membantu siswa yang
lemah
6.
Meningkatkan hasil
belajar khususnya dalam menyelesaikan
soal yang berbentuk pemecahan masalah.
Kekurangan model
pembelajaran CIRC:
1.
Pada saat presentasi
hanya siswa aktif yang tampil
2.
Persiapan yang perlu
dilakukan yang akan menggunakan model pembelajaran koperatif cukup rumit
3.
Pengelolaan kelas dan
pengorganisasian peserta didik lebih sulit.
E.
EVALUASI
MATERI YANG COCOK UNTUK SMP/SMA DENGAN METODE CIRC
Beberapa
materi matematika yang cocok di gunakan model CIRC adalah pemfaktoran bentuk
aljabar,menyelesaikan bilangan (bulat, pecahan,
dll). Segi empat (persegi panjang, jajar genjang, persegi, belah
ketupat, dan layang-layang).
Dalam
metode ini, siswa yang mendapat peringkat dalam kelas bukan berarti dianggap
sebagai tombak paling utama, namun semua anggota berpengaruh. Akan tetapi dalam
CIRC ini, seseorang yang mempunyai bobot lebih di bagi secaramerata dalam
setiap kelompok. Agar keseimbangan dalam pengertian materinya dapat diterima
dengan sama.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
uraian hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1)
Melalui Cooperative
learning tipe CIRC dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menyelesaikan
soal-soal cerita.
2)
Melalui Cooperative
learning tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan
soal-soal cerita.
B.
SARAN
Beberapa
saran yang diberikan oleh seorang guru adalah:
1)
Guru matematika harus
dapat mengemas proses pembelajaran yang menyenangkan namun tetap menantang.
2) Guru
harus kreatif, inovatif, dan selalu meningkatkan profesionalisnya.
3)
Salah satu proses
pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar matematika dan
meningkatkan ketrampilan siswa yaitu dengan menerapkan tipe CIRC dalam
pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson, CA and Jeaning,
DL.1990,” When Experiences of failure Promote Expectation of Succes: the Impact
of attributing failure to ineffective Strategies”.Journal of personality,
vol.48,393-407.
Abdurrahman As’ari.2005.
pemecahan masalah matematika-pembelajaran dan Asesmenya. Makalah disajikan
dalam Seminar Pendidikan di SBI Madania Bogor.
Amin Suyitno dan Isnaeni
Rosyida.2002. Pembelajaran RME ( Realistic Mathematies Education ) sebagai
langkah inofasi pendidikan Matematika dan Implementasinya.
Laporan
Pembelajaran Dosen Muda. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama
Sekolah : SMP . . .
Mata
Pelajaran : Matematika
Kelas
/ Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Faktorisasi Suku Aljabar
Waktu : 1 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi
1. Memahami bentuk aljabar,
relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
II.
Kompetensi Dasar
1.2.
Menguraikan
bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
III.
Indikator
Menguraikan
bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
IV.
Tujuan Pembelajaran
Peserta
didik dapat menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan
bentuk aljabar).
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect)
Tekun ( diligence
)
Tanggung jawab ( responsibility)
V.
Materi Ajar
Menentukan
faktor-faktor suku aljabar.
VI.
Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
VII.
Langkah-langkah Kegiatan
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan:
a. Guru
mengucapkan salam.
b. Guru
memimpin do’a.
c. Guru
menyampaikan apersepsi (tujuan
pembelajaran), memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
|
3 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti:
·
Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi, guru:
a. Peserta didik diberikan
stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menguraikan bentuk aljabar
ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar) (Bahan: buku paket,
yaitu buku Matematika Kelas VIII
Semester 1, mengenai menentukan faktor-faktor suku aljabar), kemudian antara
peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta
didik diberi latihan soal dan mengkomunikasikan
secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menguraikan
bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya (memfaktorkan bentuk aljabar).
c. Peserta
didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar
yang mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar selisih
kuadrat, mengenai cara memfaktorkan bentuk
d. Peserta didik dilatih untuk
meningkatkan ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
melalui penerapan model CIRC.
e. Peserta didik dibentuk kelompok belajar yang
heterogen.
f. Guru
mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan
membagikannya pada setiap kelompok.
g. Setiap
kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, guru mengawasinya.
h. Ketua
kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya.
i.
Ketua kelompok harus
dapat menetapkan bahawa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan
soal pemecahan masalah
j.
Memfasilitasi
terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
k. Melibatkan peserta
didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
l.
Guru membubarkan
kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya.
m. Guru
mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal pemecahan masalah.
n. Guru
memberikan kuis
·
Elaborasi
Dalam kegiatan
elaborasi, guru:
a. Memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
b. Memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
c. Memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
d. Memfasilitasi peserta
didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok.
e. Memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.
f. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek
Pemahaman“ dalam buku paket mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar yang
mempunyai FPB, mengenai cara memfaktorkan bentuk aljabar selisih dua kuadrat,
mengenai cara memfaktorkan bentuk
g. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali
materi mengenai faktorisasi suku aljabar, yaitu mengenai pengertian
koefisien, variabel, dan konstanta, cara menyelesaikan operasi bentuk
aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Serta cara menentukan
faktor-faktor suku aljabar.
·
Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi, guru:
a. Memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik.
b. Memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
c. Memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan.
d. Memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar.
e. Berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar.
f. Membantu menyelesaikan
masalah.
|
35
menit
|
3.
|
Kegiatan Akhir
Dalam
kegiatan penutup, guru:
a.
Bersama-sama
dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
b.
Guru menutup
pelajaran, berdo’a, dan mengucapkan salam.
|
2 menit
|
VIII.
Alat dan Sumber Belajar.
Alat :
-
White
Board
-
Spidol
Sumber :
-
Buku
paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII
Semester 1.
-
Buku
referensi lain.
IX.
Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
Instrumen/ Soal
|
|
·
Menentukan faktor suku aljabar
·
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya.
|
Tes lisan
Tes tertulis
|
Daftar pertanyaan
Uraian
Pilihan ganda
Uraian
Pilihan ganda
|
Sebutkan variabel pada bentuk
berikut:
1.
4x + 3
2.
2p – 5
3.
(5a – 6)(4a+1)
Faktorkanlah 6a - 3b + 12
Faktorkan bentuk aljabar berikut!
a.
b.
c.
d.
e.
Tentukan bentuk Penjabaran dari
Bentuk
a. 4 faktor c.
4 suku
b. 3 faktor d.
3 suku
|
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ………
( .........................................
)
NIP/NIK :…………..………
|
|
Semarang, November 2012
Guru
(
............................................ )
NIP/NIK :…….……….
|
1.
Faktor –
Faktor Suku Aljabar
Cara
untuk memfaktorkan suatu bentuk aljabar adalah sebagai berikut.
a. Carilah
faktor persekutuan setiap suku.
b. Bagilah
bentuk aljabar tersebut dengan faktor persekutuan setiap suku.
2.
Faktorisasi
Bentuk
Faktorisasi
dari bentuk
adalah sebagai berikut
v
Sedangkan
faktorisasi dari bentuk
adalah sebagai berikut
v
Pemfaktoran
bentuk
memperlihatkan bahwa suku kedua merupakan dua
kali akar kuadrat suku pertama dan akar kuadrat suku ketiga.
3.
Faktorisasai
Bentuk Selisih Dua Kuadrat
Bentuk
dinamakan bentuk
selisih dua kuadrat. Faktorisasi dari
adalah
. Hal ini dapat dibuktikan dengan uraian
berikut.
Jadi,
bentuk aljabar
merupakan faktor dari
.
4.
Faktorisasai Bentuk
a.
Faktorisasi
Bentuk
dengan
Sebelum
mempelajari faktorisasi bentuk
dengan
, coba kamu perhatikan hal berikut
terlebih dahulu.
Faktorisasi
bentuk
adalah
dengan
dan
b.
Faktorisasi
Bentuk
dengan
Langkah
– langkah melakukan faktorisasai bentuk
dengan
adalah sebagai berikut.
1. Ubah
bentuk
menjadi
dengan
dan
2. Bentuk
aljabar
dapat dipandang sebagai
jumlah dua bentuk aljabar, yaitu
dan
3. Tentukan
FPB suku-suku
dan
. Kemudian, tuliskan
dalam bentuk hasil kali
faktor-faktornya.
4. Tentukan
FPB suku-suku
dan
. Kemudian, tuliskan
dalam bentuk hasil kali
faktor-faktornya.
5. Setelah
melakukan langkah 3 dan langkah 4, akan memperoleh
dengan
dan
KARTU
MASALAH
x2 – 14
x + 49
|
36m2 –
25 (m + 4)2
|
x2 – 14
x + 49
|
X2 – 4
|
12x2 +
8x + 1
|
49m2 – 64
|
9a2 –
30a + 25
|
9a2 –
30a + 25
|
Langganan:
Postingan (Atom)